Berdasarkan pengamatan saya, karyawan itu bagus dalam bekerjasama di dalam kantor. Tapi begitu urusan di luar kantor, urusan pribadi misalnya, maka yang terasa kental adalah aroma persaingan. Ada persaingan yang ditunjukkan cukup terang-terangan, tapi kebanyakan diantaranya bersifat terselubung. Dan itu terbawa hingga seorang karyawan pensiun. Weleh...weleh.....
Hasil kesimpulan saya ini tentu saja masih amat subyektif dan belum teruji kesahihannya. Pembaca mungkin bisa sama-sama mengamati di lingkungan masing-masing dan menyimpulkannya. Setelah itu beri pendapat di kotak komentar artikel blog ini.
Nah, yang ingin saya bahas sebenarnya adalah fakta bahwa kebanyakan peserta pensiun dini gagal dalam usahanya setelah menjalani pensiun dini. Bahkan di salah satu institusi bisa mencapai sekitar 80 % yang gagal. Darimana mencari data ini saya tidak bisa jelaskan secara ilmiah. Akurasinya pastilah tidak bisa dipertanggungjawabkan. Namun sekali lagi kita bisa melihat di sekeliling kita, salahkah informasi ini ? Rasanya cukup bisa dipercaya.
Sebenarnya tidak aneh jika terjadi fenomena tersebut. Jangan lupa bahwa dunia yang mereka kenal selama ini memang dunia kerja, sebagian besar sangat awam dengan dunia usaha yang penuh intrik di dalamnya. Namun apapun permaklumannya, kenyataan ini amatlah mengkhawatirkan dan mengenaskan. Mestinya mereka mendapatkan hal yang lebih baik, bukan sebaliknya.
Selain masalah awamnya kebanyakan peserta pensiun dini dengan dunia usaha, hal lain yang patut disesalkan adalah tidak adanya kerjasama yang baik diantara mereka. Jangankan kerjasama, komunikasi pun rata-rata tidak ada. Sepertinya masing-masing berusaha menyembunyikan apa langkah yang dilakukan. Entah karena kurang pede atau karena keinginan menunjukkan kesuksesan pribadi.
Kita kerap tahu kalau para pengusaha yang tulen pun banyak membentuk asosiasi dan kerjasama usaha. Karena kerjasama di dalam usaha adalah mutlak adanya. Padahal kemungkinan besar awalnya mereka tidak saling kenal. Bisnis lah yang mempersatukan mereka. Makanya menjadi aneh jika para peserta pensiun dini, yang notabene banyak berasal dari 'kandang' yang sama, justru tidak melakukannya.
Saya belum pernah mendengar ada asosiasi yang terbentuk diantara peserta pensiun dini. Tidak perlu harus kerjasama usaha bila memang tidak ada kecocokan atau pun kepercayaan. Setidaknya tersedia ajang untuk berkumpul, saling tukar link eh... tukar pengalaman, dan saling memberi semangat. Pengalaman yang buruk bisa disampaikan agar tidak menimpa yang lainnya. Dan bila ada yang menjumpai peluang bagus serta masih ada peluang pemain baru maka juga bisa ditularkan.
Mengapa itu semua tidak terjadi ? Mengapa yang terjadi justru begitu lepas dari kantor, masing-masing menghilang tanpa kabar berita ? Biasanya cuma terdengar selentingan si A bergerak disana, si B usaha di sini, atau si C yang istirahat total. Selang beberapa bulan, mulailah kabar menggiriskan terdengar, meskipun juga hanya berupa selentingan. Usaha si A hancur berantakan, si B Cuma bisa bertahan, dan sebagainya. Wuihh.....
Amat menyesakkan dada ¡
Nah, ide membuat blog ini salah satunya adalah untuk mengurangi kondisi negatif tersebut. Saya berharap para peserta pendi bisa saling berkomunikasi disini melalui komentar. Bisa juga melalui tulisan tentunya bila memang ada hal penting yang kiranya perlu disampaikan. Bila bertemu langsung dirasa banyak kendala, melalui blog ini kendala jarak jauh bisa dihilangkan.
Kita juga bisa berharap adanya masukan dari rekan-rekan yang masih aktif bekerja serta pembaca lainnya yang bersimpati. Makanya blog ini pun sifatnya terbuka buat siapa saja. Bila semua ini bisa berjalan, bisa diharapkan angka kegagalan seperti dilansir di atas bisa jauh berkurang. Semoga.
Cara Mendidik Anak : Suatu Diskusi Kecil.
-
Topik tentang cara mendidik anak merupakan topik yang luas. Jika anda
mencoba membaca pendapat para ahli, ada banyak sudut pandang tentang cara
mendidik an...
14 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar