Rabu, 16 Desember 2009

Mengapa Pensiun Dini

. Rabu, 16 Desember 2009

Jika pertanyaan ini diajukan ke peserta pensiun dini, beragam jawaban akan kita dapatkan. Dari alasan sudah tidak bisa mengikuti perkembangan perusahaan, alasan demi mengatasi suatu permasalahan, ada peluang baru di luar, hingga alasan sekedar sudah lelah bekerja dan ingin secepatnya menikmati masa istirahat. Alasan yang terakhir, kata lainnya adalah sekedar ingin jadi pengangguran.

Ingin jadi pengangguran sebenarnya bukanlah sekedar. Bagi saya ini justru merupakan pencapaian tertinggi. Masalahnya adalah kondisi yang menyertai posisi menganggur tersebut. Misalnya, apakah sudah mencapai kebebasan finansial. Artinya, bahwa kondisi keuangan sudah menjamin kebutuhan hidup selama masa menganggur.

Untuk saya pribadi, pengangguran merupakan strategi keluar saya. Tentunya dengan beberapa parameter sebagai persyaratannya. Dan salah satu yang terpenting tentunya adalah kebebasan finansial. Kalau pakai rumus matematik, pemasukan tanpa kerja/usaha > biaya hidup. Istilah populernya, pendapatan pasif > biaya hidup.

Persyaratan lainnya adalah bahwa menganggur bukan berarti tidak produktif, namun karena sistem sudah berjalan. Baik sistem investasi maupun sistem bisnis. Jangan dilupakan bahwa bukan hanya diri kita dan keluarga saja yang perlu dicukupi. Ada orang-orang yang kebetulan tidak memiliki kemampuan dan kesempatan seperti kita yang perlu juga dibantu. Produktifitas harus tetap dijaga.

Nah, jadi tujuan saya pensiun dini adalah agar lebih cepat jadi pengangguran. Pengangguran yang berkecukupan dan mampu membantu sesama. Lebih cepat berarti mempunyai kendali terhadap waktu. Berkecukupan berarti mempunyai kendali terhadap pemilihan tingkat hasil/pendapatan yang diterima. Mampu membantu sesama berarti memiliki keluangan waktu, tenaga, dan dana.

Tentu saja semuanya tetap dalam koridor atas ijin Alloh Swt. Dan agar dapat ijin maka niat dan pelaksanaannya juga harus baik, membawa manfaat dan tidak menyusahkan orang lain.

Hal-hal di atas amat sulit saya raih di dunia kerja. Sulit rasanya berupaya agar setiap sekian tahun naik pangkat. Terlalu banyak variabelnya. Dalam hal pendapatan gaji juga sudah diatur dan tanpa kejutan-kejutan berarti. Jika bulan ini saya lipatgandakan kerja keras saya maka tidak serta merta pemasukan bertambah. Sedangkan mencari keluangan waktu, tenaga, dan dana sudah terbukti selama ini belum berhasil.

Selepas pendi, saya belum akan menganggur. Namun berupaya mencari cara agar secepatnya bisa menganggur. Inginnya ya sebelum usia 55. Dan disinilah tantangannya. Bermodalkan hasil investasi semasa kerja (dana dan kompetensi), berupaya mencari kendali lebih besar untuk mempercepat pencapaian tujuan. Bisa berhasil, bisa gagal total. Tapi itulah seninya. Hidup kembali dimulai.

1 komentar:

Aas Maesyanurdin mengatakan...

sip semoga sukses

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
Blog Pensiun Dini is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Ramadhani | o-om.com