Tetangga saya, Pak Dahlan, biasa kami panggil Pak RW, adalah seorang pensiunan Pemda yang pensiun normal beberapa tahun yang lalu. Ada pandangan tentang kerja yang cukup berkesan buat saya. Yaitu bahwa beliau memandang kerja sebagai investasi bisnis. Selama ini kalau saya mendengar kata investasi bisnis, konotasi saya adalah ke dunia bisnis atau wirausaha, bukan dunia kerja. Apakah maksud perkataan pak RW ini ¿
Ketua RW saya ini berkata bahwa kerja tidak ubahnya bisnis. Dengan modal awal berupa pendidikan atau ketrampilan, selanjutnya dijalankan dan menghasilkan laba bulanan berupa gaji. Seiring peningkatan karir, bisnis makin membesar dan menghasilkan laba gaji yang kian besar juga. Dan selayaknya bisnis, ada aset yang berkembang/meningkat.
Tanpa disadari oleh si karyawan (kadang), dari aset nol saat mulai bekerja dulu, di usia pensiun karyawan telah memiliki aset yang diwujudkan dalam bentuk tunjangan pensiun plus kelengkapan lainnya (misal : pengobatan). Jika ingin melihat lebih jelas wujud aset tersebut adalah pada kasus karyawan pensiun dini. Sejumlah uang kompensasi yang diterima merupakan aset yang dibangunnya selama kerja.
Tentu saja semua itu masih tergantung kepada kondisi kantor atau perusahaan dimana yang bersangkutan bekerja. Bonafid atau tidak. Selain itu juga faktor perkembangannya, apakah perusahaan tumbuh pesat atau tidak. Karena ada juga perusahaan yang tidak memiliki program apa pun mengenai hal ini sehingga karyawan hanya memperoleh gaji dan tak tersisa apa pun saat pensiun.
Bukan hanya berbentuk uang, aset yang diperoleh seorang karyawan dari pekerjaannya. Pendidikan, ketrampilan dan pengalaman yang terbentuk selama bekerja juga merupakan aset yang tak ternilai. Tidak mustahil jika ketiga aset tak nampak ini justru memiliki nilai lebih tinggi dibanding sekedar uang kompensasinya.
Selama ini saya bekerja dengan kesadaran penuh tentang hal di atas. Bila ajuan pensiun dini saya disetujui, saya akan menikmati hasil investasi saya selama 22 tahun ini dalam bentuk sejumlah dana dan berbagai pengetahuan, ketrampilan serta pengalaman saya di perusahaan. Dan saya akan lanjutkan proses investasi saya menggunakan hasil yang saya peroleh dari kegiatan investasi pertama tersebut.
Memandang kerja sebagai investasi bisnis membuat kita tidak hanya memikirkan gaji beserta tunjangan-tunjangannya saja. Kita seyogyanya secara sadar terus berupaya meningkatkan kinerja investasi kita melalui peningkatan pengetahuan, ketrampilan , dan pengalaman. Tidak menjadikan tugas pekerjaan sebagai beban belaka namun berupaya mempelajari ilmunya. Semakin beragam dan penting tugas yang diberikan perusahaan, maka semakin meningkat nilai investasi kita disana.
Jika dirinci, aset tak nampak yang saya peroleh diantaranya adalah : kemampuan dan ketrampilan bekerja dengan IT, pengalaman menangani alat produksi, kemampuan dan pengalaman menangani pelanggan, kemampuan mengelola tim kerja (kepemimpinan), dan sebagainya. Oya, hampir lupa, S-1 saya juga dibiayai perusahaan.
Dan bila pensiun dini saya disetujui, saya siap dengan investasi bisnis tahap kedua, menggunakan hasil-hasil pada investasi pertama.
Cara Mendidik Anak : Suatu Diskusi Kecil.
-
Topik tentang cara mendidik anak merupakan topik yang luas. Jika anda
mencoba membaca pendapat para ahli, ada banyak sudut pandang tentang cara
mendidik an...
14 tahun yang lalu
2 komentar:
Aki juga punya tulisan tentang investasi dunia akhirat....kunjungi blog aki. Btw tentang pendi, aki mau pensiun normal aja dah, udah nanggung. Tapi selamat, semoga dikabulkan dan selamat menjalani transformasi.
He...he, makasih ki, disetujui juga belum. Minta doa nya aja, nanti kunjung balik deh....
Posting Komentar