Sabtu, 26 Desember 2009

Memilih Tetap Bekerja

. Sabtu, 26 Desember 2009

Karena tulisan-tulisan yang cenderung mengarah ke pensiun kerja, seorang kawan mengkritik saya sebagai ’mentang-mentang mau pensiun dini’. Sebenarnya tidak demikian. Dalam tulisan saya berjudul Pensiun Dini, saya sampaikan bahwa program pensiun dini seperti dua jalan terbentang di muka. Tetap bekerja atau pensiun dini. Dua-duanya berisi peluang sekaligus resiko. Jika anda memiilih tetap bekerja, inilah tulisannya.

Jujur saja, jika selama ini saya tidak pernah bersentuhan dengan dunia usaha, tidak memiliki beban untuk membantu pelunasan hutang seseorang, maka saya kemungkinan besar lebih memilih tetap bekerja. Tidak mudah mengubah cara berpikir sebagai karyawan yang sudah melekat puluhan tahun. Dan sudah bukan rahasia lagi bahwa dunia usaha bukanlah dunia yang ramah.

Jika pembaca menyimak tulisan saya Strategi Keluar Karyawan, sebenarnya saya berharap tulisan tersebut bukan saja menginspirasi karyawan yang akan pensiun dini, tapi juga karyawan yang ingin tetap kerja. Karena kondisi ideal yang diinginkan juga bisa dicapai dengan kondisi tetap bekerja sebagai karyawan. Ada beberapa alternatif yang bisa dijalankan.

Bekerja dengan kekuatan penuh mengejar karir.
Setiap instansi atau perusahaan pada umumnya memiliki pola pengembangan karir dan sistem remunerisasi bagi karyawan. Semakin bagus sistemnya maka semakin besar pula peran karyawan dalam menentukan pencapaian dirinya. Posisi dan salary yang diinginkan bisa diraih dengan membuat berbagai prestasi kerja melalui kerja keras dan kerja cerdas.

Karena tidak ada ancaman kerugian atau kehilangan uang, maka karyawan bisa memusatkan konsentrasinya untuk bekerja dengan baik dan mengejar prestasi. Dengan kumpulan karyawan berprestasi, perusahaan akan maju pesat dan mampu memberikan kesejahteraan kepada karyawan secara spektakuler. Kombinasi salary dan tunjangan fasilitas yang sangat memadai akan membuat masa kini dan masa pensiun kelak sudah bukan persoalan lagi tentunya.

Bekerja sambil berinvestasi.
Dengan salary yang baik dan cara pengaturan yang baik dalam penggunaannya, karyawan akan memiliki sisa dana untuk investasi. Karyawan bisa belajar meningkatkan pengetahuannya tentang produk-produk investasi. Dengan bekal pemahaman tersebut, karyawan bisa berinvestasi tanpa harus mengganggu pekerjaannya.

Bekerja sambil berbisnis.
Jika disini saya menuliskan tentang bekerja sambil berbisnis, bukan bermaksud agar karyawan menggunakan waktu kerjanya untuk berbisnis. Tidak sama sekali. Banyak cara yang bisa dilakukan tanpa harus merugikan perusahaan tempat karyawan bekerja. Tentu saja hal itu bisa dilakukan dengan syarat-syarat tertentu, dan tidak mudah.

Syarat pertama tentu saja karyawan tersebut harus memiliki jiwa wirausaha. Sadar betul bahwa memasuki dunia bisnis berarti memasuki dunia berisi peluang dan resiko. Syarat kedua adalah pemahaman tentang sistem bisnis dan memilikinya untuk mendukung bisnis yang dijalankan. Syarat kedua ini perlu karena karyawan tidak menjalankan bisnisnya secara langsung (’kan harus kerja..). Bisnis harus bisa berjalan baik meski hanya mendapatkan perhatian paruh waktu.

Memiliki sistem bisnis yang baik bisa dengan cara membangun sendiri bila memang karyawan tersebut memiliki kemampuan untuk itu. Namun ada cara yang lebih mudah, yaitu dengan menggunakan sistem bisnis yang sudah disediakan pihak lain (sistem waralaba). Saat ini bisnis yang diwaralabakan sudah sangat banyak. Tinggal mempelajari dan memilihnya. Meskipun bisnis waralaba juga membutuhkan pengetahuan dan kemampuan untuk mengelolanya, setidaknya masih lebih ringan dibanding harus membangun sistem bisnis sendiri.

Selamat meraih impian !


2 komentar:

PASTIBISA mengatakan...

Akupun bercita-cita seperti om ne...pensiun dini sekarang dikit-dikit mulai usaha om, tapi masih belum memuaskan sehingga aku tahan diri untuk pensiun dini.

Moci mengatakan...

Memang perlu kesabaran, nanti akan datang juga momen yg tepat. Didoain deh..

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
Blog Pensiun Dini is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Ramadhani | o-om.com