Kamis, 29 April 2010

Ilmu Saya Terpakai Juga Akhirnya

. Kamis, 29 April 2010

Bukannya selama bekerja enggak ada gunanya, tetapi beberapa ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah memang belum maksimal penerapannya. Padahal perusahaan sudah susah payah menyekolahkan saya. Siapa nyana ternyata setelah pensiun dini malah berguna.

Dengan basic teknik industri, saya memperoleh pelajaran tentang sistem produksi, proses produksi, perencanaan tata letak fasilitas, dan beberapa ilmu lain yang cocok sekali bila diterapkan di industri manufaktur. Karena bekerja di industri pelayanan jasa, maka hanya beberapa pelajaran yang bisa diterapkan langsung. Selebihnya saya lebih memanfaatkan pola pikir yang terbentuk di bangku kuliah tersebut.

Terus sekarang apa memang penerapannya ? Kerja lagi di pabrik ya ? Hohoho, tidak begitu ! Kebetulan salah satu usaha yang saya tekuni adalah usaha jamur, tepatnya dalam produksi baglog jamur tiram. Outputnya digunakan untuk memasok para petani jamur. O ya, baglog jamur adalah media dan bibit jamur dengan bentuk seperti gambar di samping.

Seperti pernah saya tulis sebelumnya, sebenarnya ini bukan usaha pribadi, tapi merupakan usaha kerjasama. Mitra usaha saya adalah pengusaha jamur yang sudah belasan tahun menggeluti bidang ini. Sesuai dengan permintaan pasar, kami harus memproduksi baglog jamur dengan kapasitas 3000 baglog per hari.

Menurut mitra saya, untuk memenuhi kapasitas produksi itu tinggal menambah alat rebus (sterilisasi) dengan kapasitas 3000 baglog. Saya mengiyakan saja karena dia yang sudah berpengalaman. Biar nanti saya mengevaluasinya sambil jalan. Soal produksi saya punya ilmunya.

Disinilah letak kelemahan banyak usaha kecil. Mereka lemah dalam manajemen usaha. Mitra saya ini seperti kebanyakan pengusaha sejenisnya, tidak mengerti tentang kapasitas produksi. Jika alat rebusnya mampu merebus 4000 baglog, dikatakan kapasitas produksi 4000 baglog.

Padahal ada rangkaian proses produksi yang harus selaras agar lancar menghasilkan kapasitas harian. Jelas mereka tidak paham network planning dan lintasan kritis. Hal inilah yang membuat kemampuan produksi menjadi tidak jelas ukurannya, walhasil pemenuhan permintaan juga mengecewakan.

Dengan membekali bagian produksi dengan form-form isian, satu bulan pertama saya berhasil mengumpulkan data untuk evaluasi. Ternyata kemampuan harian rata-rata hanya 1000 baglog. Akhirnya kami sepakat untuk perlahan meningkatkannya hingga mencapai 3000 baglog per hari.

Bukan hal mudah. Disinilah pelajaran semasa di bangku kuliah memperoleh penerapannya. Setelah melengkapi sarana sesuai kapasitas yang direncanakan, alur produksi diperbaiki dan distandarkan, akhirnya tinggal masalah tersulit : faktor manusia atau pekerja.

Terlalu panjang jika saya uraikan lengkap disini. Pada intinya, hasil perbaikan tersebut telah meningkatkan kapasitas produksi menjadi 2000 baglog per hari. Kami akan jaga dulu kestabilannya, sebelum bergerak ke kapasitas yang lebih tinggi.

2 komentar:

Mawardi mengatakan...

Salam ya pensiun memang diharapkan semua orang tapi masalahnya setelah pensiun mau ngapain, mendingan bisnis OL aja

Unknown mengatakan...

nice information , wah ilmu itu ada lahsegalanya

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
Blog Pensiun Dini is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Ramadhani | o-om.com